Syukur Nikmat Vs Kufur Nikmat : apabila kamu bersyukur maka Allah akan menambah nikmatmu
Syukur Nikmat Vs Kufur Nikmat
(Euis Maryam)
Rabu, 2 November 2016
Assalaamualaikum wr wb..
Ikhwah fillah yang saya sayangiiiiiiii dan saya banggakan
Al-Ishlah │ Pada hari ini saya akan sedikit bercerita tentang sebuah kisah nyata tentunya sesuai dengan tema kita hari ini yaitu tentang Syukur Nikmat Vs Kufur Nikmat ….. sebelum saya bercerita saya akan menjelaskan terlebih dahulu tentang ..apa sih yang di sebut dengan syukur Nikmat dan kufur nikmat????????
Kata syukur berasal dari bahasa Arab yaitu syakaro yasykuru yang memiliki arti membuka, sebagai lawan dari kata kafara (kufur) yang berarti menutup. Sedangkan menurut istilah syara’ syukur adalah pengakuan terhadap nikmat yang dikaruniakan Allah yang disertai dengan ketundukan kepadanya dan mempergunakan nikmat tersebut sesuai dengan kehendak Allah.
Imam al-Qusyairi mengatakan, ”hakikat syukur adalah pengakuan terhadap nikmat yang telah diberikan Allah yang di buktikan dengan ketundukan kepada-Nya. Jadi, syukur itu adalah mempergunakan nikmat Allah menurut kehendak Allah sebagai pemberi nikmat. Karena itu, dapat dikatakan bahwa syukur yang sebenarnya adalah mengungkapkan pujian kepada Allah dengan lisan, mengakui dengan hati akan nikmat Allah, dan mempergunakan nikmat itu sesuai dengan kehendak Allah.”
Baca Artikel Tentang Aqidah Akhlak
Imam Al-Ghazali mengatakan syukur ada tiga perkara ;
Ø Pertama, pengetahuan tentang nikmat, bahwa seluruh nikmat berasal dari Allah dan Allah-lah yang memberikan nikmat pengetahuan itu kepada orang yang dikehendaki-Nya. Adapun yang lain hanya perantara untuk sampainya nikmat itu.
Ø Kedua, sikap jiwa yang tetap dan tidak berubah sebagai buah dari pengetahuannya yang mendorong untuk selalu senang dan mencintai yang memberi nikmat dalam bentuk kepatuhan kepada perintah Allah.
Ø Ketiga, menghindari perbuatan maksiat kepada Allah. Sikap yang demikian itu hanya terjadi kalau seseorang telah mengenal kebijaksanaan Allah dalam menciptakan seluruh makhluk-Nya.
Senada dengan imam Al-Qusyairi dan Imam Al-Ghazali, Ibnu Qudamah berkata ”syukur itu dapat terjadi dengan lisan, hati, dan perbuatan”. Bersyukur dengan hati adalah keinginan untuk selalu berbuat kebaikan. Bersyukur dengan lidah ialah mewujudkan rasa terima kasih kepada Allah melalui ucapan dalam bentuk pujian kepada-Nya. Bersyukur dengan perbuatan adalah mempergunakan nikmat Allah menurut kehendak Allah yang memberikan nikmat itu sendiri.
Sikap syukur perlu menjadi kepribadian setiap muslim, sikap ini mengingatkan untuk berterimakasih kepada pemberi nikmat (Allah) dan perantara nikmat yang diperolehnya (manusia). Dengan bersyukur ia akan rela dan puas atas nikmat Allah SWT yang diperolehnya dengan tetap meningkatkan usaha guna mendapat nikmat yang lebih baik.
Sikap ini merupakan fondasi seseorang untuk mengikrarkan keislaman, menjadi muslim, serta selangkah menuju seorang mukmin yang sejati. Menurut Amin Syukur, syukur adalah menggunakan nikmat Allah secara fungsional dan proposional. Syukur merupakan penampakkan nikmat Allah yang dikaruniakan padanya baik dengan cara menyebut-nyebut nikmat tersebut, dengan cara mempergunakannya dijalan yang dikehendaki oleh Allah SWT atau dengan kata lain syukur adalah menyatakan kegembiraan menerima nikmat tersebut dalam gerak tubuh dan lisan.[*]
Waaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ternyata syukur itu bukan sekedar mengucapkan hamdalah..tetapi ada amalan hati pula sobattttttt…luar biasaaa luas sekali makana syukur ituuuuuu…
Kali ini saya akan bercerita tentang kisah nyata.. tentang saya sendiri… disuatu pagi pada pukul 05.30 saya membantu adik kelas saya mengerjakan tugas dari kampus yahhhh sedikit- sedikit saya membantu tugasnya yang bukunya itu seluruhnya bertuliskan huruf kritinggggggg..tahukah kalian huruf kriting hehhhehe..itu huruf Arab..tanpa harakat pula.. saya membantu menerjemahkan dan memberikan makna dari tulisan kriting tersebut.. dan akhirnya dalam waktu sekitar satu setengah jam tugas adik kelas pun selesai,,, Alhamdulillah… senang rasanya dapat membantu dan meringankan beban saudara kita. Itupun bukti rasa syukur kita terhadap setetes ilmu yang Allah anugerahkan kepada kita semuaa…..
Tau ga sobatttttt
Ilmu itu ketika kita amalkan dan kita bagikan itu akan semakin tertanam dihati dan di fikiran kitaa.. contoh cerita di atas merupakan cara kita bersyukur melalui perbuatan.
Cerita diatas hanya sepenggalan curhatankuuu,,,hehheh,,,ada kisah nyata yang lebih seru tentang tema kita hari ini… saya akan bercerita kembali ..yang lebih seru tentunyaaaa…selamat membaca ikhwah fillah
Baca juga artikel tentang IKHLAS MENDATANGKAN PERTOLONGAN ALLAH SWT.
Rakus Dan Tamak Membawa Sengsara
Di kota Jakarta ada sebuah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan 4 anak. Keempat anak tersebut terdiri dari dua anak laki-laki dan dua anak perempuan. Nama keempat anak tersebut yaitu karima, aldi, fatya dan fata. Keluarga tersebut dikategorikan keluarga yang mapan memiliki rumah yang besar, tanah yang luas dan kedua orang tua tersebut memiliki toko dan rumah makan.
Pada suatu hari sang ayah terserang penyakit yang membuat dirinya harus dirawat di rumah sakit. Karima selaku anak pertama menjenguk sang ayah dan dia sedang mengandung 9 bulan sampai-sampai suster di rumah sakit memarahi karima karena merawat ayahnya bersama ibunya.
Sedangkan aldi dan fatya justru sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Fata pun ikut merawat dan menemani ayahnya di rumah sakit. Tetapi fata tak pernah menginap dikarenakan dia memiliki istri dan anak yang harus ia temani di rumah.
Setelah beberapa hari di rumah sakit sang ayah ingin dirawat jalan dirumah saja. Dokter sebelumnya melarang tetapi ayah itu tetap bersikeras. Sehingga dokterpun mengizinkan.
Sesampainya di rumah sang ayah pun ingin beristiraht dikamarnya. Tetapi aldi menyalakan televise dengan suara yang keras, sehingga sang ayah terganggu. Ayah pun berkata kepada aldi agar memperkecil volume televise. Tapi aldi malah membentak sang ayah. Apa daya sang ayah yang sedang lemah ini.
Dua hari berlalu samg aya menghembuskan nafas terakhirnya. Karima dan fata sangat terpukul begitu pula aldi dan fatya.
Selang beberapa hari, aldi dan istrinya membicarakan soal warisan dan merencanakan akan mengganti nama karima dengan nama aldi yang lain, karena pada sat itu membuat KTP dan surat menyurat tidak terlalu sulit seperti sekarang. Sehingga karima tidak tercantum dalam daftar ahli waris. Tetapi dia tetap mendapatkan warisan 10 juta rupiah. Sedangkan warisan fatya utuh diberikan, ya meskipun pembagian tersebut sesuai dengan syariat Islam. Tetapi karima terdzolimi.
Begitu pula dengan fata harta warisan nya dipegang oleh sang Ibu dia hanya meneri 40% dari harta tersebut. Betapa licik, rakus dan tamak aldi dan istrinya, padahal karima memiliki 6 anak ynag harus ia dan suaminya hidupi. Tetapi kari menghadapi hal tersebut dengan sabar dan tabah.
Dua belas tahun kemudian, karima memiliki 10 anak yang kesepuluh anak tersebut memiliki hafalan Quran dan selalu menjadi siswa berprestasi di sekolahnya.
Dia tak pernah berhenti bersyukur dan dia pun memiliki keyakinan bahwa banyak anak banyak rezeki. Anak pertamanya sudah bekerja di PT ternama di Bekasi, anak keduanya sudah menikah dan anak ketiganya baru menyelesaikan sarjananya,
Sedangkan anak-anak nya yang lain ada yang belajar di SMA favorit dan di pesantren. Betapa luar biasanya karima dan suaminya dapt menghidupi kesepuluh anaknya dan menyekolahkan hingga perguruan tinggi. Anak pertama dan anak ketiga merupakan lulusan terbaik di fakultasnya.
Tak henti-hentinya dia bersyukur dengan membuka taman pendidikan Al-Quran dia pun menjadikan anak-anaknya guru di lembaga tersebut.
Berbeda dengan aldi dan istrinya, karena slalu kufur atas nikmat dan karunia yang Allah berikan. Maka Allah memberikan balasan atas perbuatannya di masa lalu. Aldi dan istrinya dikaruniai 3 orang anak , padahal warisan yang ia dapatkan sangat melimpah , dari mulai rumah, toko dan rumah makan, tetapi tak bebrbekas sama sekali, malah mereka menumpang di rumah ibu aldi dan slalu merepotkan ibu aldi. Aldi pun bekerja diluar kota untuk mengidupi keluarganya.
Guyyyysss,,, sebenernya nih cerita masih panjang tapi sudah cukup dlu yaaaa…hihii
Sekarang kiat akan membahas tentang makna kufur…
Apa itu kufur nikmat??????
Kufur nikmat merupakan lawan dari mensyukuri nikmat. Syukur adalah menampakkan pengaruh nikmat yang telah Allah berikan kepada seorang hamba dari hatinya dengan keimanan, dari lisannya dengan pujian dan dari anggota badannya dengan ibadah serta ketaatan.
Nikmat yang Allah berikan kepada kita sangatlah banyak. Tidak ada seorangpun diantara kita yang mampu menghitungnya. Baik berupa harta, keluarga, kesehatan dan yang paling besar adalah nikmat hidayah iman dan islam. Sebagaimana yang Allah firmankan :
وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ
“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya)” (QS. An Nahl: 53)
Namun seringkali kita kurang menyadari akan nikmat yang telah kita terima tersebut. Sehingga tentu saja membuat kita lalai dari mensyukurinya. Padahal seorang muslim wajib mensyukuri nikmat yang ia peroleh. Allah ta’ala berfirman :
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ
“Ingatlah kepada-Ku, Aku juga akan ingat kepada kalian. Dan bersyukurlah kepada-Ku, janganlah kalian kufur” (QS. Al Baqarah: 152)
Dalam ayat ini, Allah ta’ala memerintahkan kepada kita untuk bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan dan melarang kita untuk berbuat kufur. Bahkan di ayat yang lain Allah mengancam orang-orang yang berbuat kufur dengan adzab yang pedih. Sebagaimana dalam firman Nya :
وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“… dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih” (QS. Ibrahim: 7)
Oleh karena itu wajib bagi kita untuk perhatian terhadap perkara yang penting ini, sehingga tidak menjadi golongan orang-orang yang kufur atas nikmat Allah dan dapat terhindar dari ancaman adzab yang pedih.
Definisi Kufur Nikmat
Kufur nikmat merupakan lawan dari mensyukuri nikmat. Syukur adalah menampakkan pengaruh nikmat yang telah Allah berikan kepada seorang hamba dari hatinya dengan keimanan, dari lisannya dengan pujian dan dari anggota badannya dengan ibadah serta ketaatan. Sehingga seorang dapat dikatakan bersyukur jika terpenuhi tiga unsur :
Hatinya meyakini bahwa semua nikmat yang didapatkan adalah berasal dari Allah
Lisannya memuji Allah
Anggota badannya digunakan untuk beramal sholeh
Barangsiapa yang tidak merealisasikan ketiga perkara tersebut, maka ia telah terjatuh dalam kufur nikmat.
Syaikh Shalih bin Abdul Aziz alu Syaikh menjelaskan dalam kitab At-Tamhid : “Maka wajib bagi seorang hamba memahami benar-benar bahwa setiap nikmat adalah berasal dari Allah. Kesempurnaan tauhid tidak mungkin terwujud tanpa sikap penyandaran setiap nikmat kepada Allah. Penyandaran nikmat kepada selain Allah merupakan kekurangan dari kesempurnaan tauhid dan termasuk dalam kesyirikan kepada Allah”
Seringkali kita jumpai, sebagian orang menyandarkan nikmat yang ia terima kepada selain Allah. Misalnya seorang ketika dalam kesulitan (yang disertai kegelisahan hati), tiba-tiba temannya datang memberikan pertolongan. Kemudian serta merta hati dia menjadi tenang dan mengucapkan “Untung ada kamu, coba kalau tidak… pasti akan terjadi bigini dan begitu”.
Maka hal ini adalah keliru. Karena sesungguhnya nikmat pertolongan itu datang dari Allah ta’ala. Allah menjadikan sebab datangnya seseorang untuk terwujudnya pertolongan. Sudah sepatutnya kita menyandarkan hati/tawakal hanya kepada Allah dan bersyukur kepada-Nya.
Allah ta’ala berfirman :
يَعْرِفُونَ نِعْمَةَ اللَّهِ ثُمَّ يُنْكِرُونَهَا
“Mereka mengetahui nikmat Allâh, kemudian mereka mengingkarinya” (QS : An-Nahl:83).
Syaikh ‘Utsaimin menjelaskan makna ayat tersebut : “Mereka mengingkari penyandaran nikmat kepada Allah. Mereka menjadikan penyandaran hatinya hanya kepada sebab. Mereka lupa kepada yang menciptakan sebab yaitu Allah subhanahu wata’ala.”
Ikhwah fillah sekian dulu yaaaaa…insyaAllah besok kita lanjut lagiiiiiii….
Wassalaam…….
Baca juga Artikel Selanjutnya Pengertian Ghibah dalam islam
Posting Komentar untuk "Syukur Nikmat Vs Kufur Nikmat : apabila kamu bersyukur maka Allah akan menambah nikmatmu"