Penyesalan dan Harapan (Siraman Hati)
Al-Ishlah │ Penyesalan dan Harapan (Siraman Hati)
Siraman Hati,Belajar Membenahi dan Mensucikan Hati Bagian Pertama.
Sudah 2 hari kita memasuki tahun baru Islam,dan seharusnya kita lebih baik akan datangnya tahun baru islam ini.
Mengengat kita sudah memasuki tahun baru islam,apakah kita sudah mempunyai yang lebih baik,hati yang lebih bersih dan ibadah yang lebih murni?
Ibadah kepada Allah SWT adalah kewajiban kita sebagai makhluk yang tahu diri dan beriman kepada tuhan yang sesungguhnya.
namun semua itu akan sangat berat,bahkan bisa kita tinggalkan dengan begitu saja apabila hati kita masih kotor dan terus bertambah kotor.
Untuk mensucikan hati ada banyak cara,namun dari semua cara tidak akan lepas dari upaya dan latihan dari diri kita sendiri.
Dan latihan latihan dari diri kita sendiri akan ada pengaruhnya apabila kita sudah memahami bagaimana cara caranya.
dan semua itu juga tidak lepas dari nasehat dan saling menasehati.
al-Ghazali berkata :
استفت قلبك ولو افتواك وافتواك وافتواك
Mintalah fatwa hati kecilmu walaupun mereka (orang lain) telah menasihatimu, menasehatimu dan menasehatimu.
Siraman Hati,Belajar Membenahi dan Mensucikan Hati Bagian Pertama ini akan membahas Penyesalan dan Harapan (Siraman Hati)
Pertama kita harus mengingat "Waktu"
Waktu adalah sesuatu yang sangat kuat pengaruhi kehidupan kita,Waktu mempunyai peran yang sangat penting bagi seluruh 'alam.
Namun kita malah sering menyia nyiakan waktu.
Dengan Hilangnya waktu yang tlah berlalu seharusnya kita bisa berfikir,bagaimana caranya kita memanfaatkan waktu yang akan datang.
Disini saya akan sedikit mengulas Renungan dan Harapan melalui kajian Khatbah.
semoga sedikit Khatbah ini memberikan Manfaat buat kita semua.
Ma’ruf al-Karhi berkata bahwa manusia itu seringkali orang-orang mengakui tiga hal, tetapi sesering itu pula mereka menyalahinya.
” الناس يقولون ثلاثة أقوال, وقد خلفواها بأعمالهم"
Pertama
يقولون نحن عبيد الله وهم يعلون عمل الأحرار
mereka mengaku sebagai hamba Allah, tetapi kelakukannya sangat tercela.
Marilah kita raba diri kita bersama, apakah kita termasuk di dalamnya? Kalau tahun kemaren kita akui termasuk di dalam golongan ini. Maka sejak hari ini marilah kita berjanji akan segera keluar dari kelompok ini dan menjadi orang yang benar-benar ‘abidullah’.
Kedua,
وييقولون أن الله كفيل بأرزاقنا ولاتطمئن قلوبهم الا بالدنيا وجمع حطامها
mereka menegaskan bahwa Allahlah yang mencukupi kehidupannya, tetapi perhatian dan hati mereka terborgol dengan keduniawian.
Nah inilah yang kedua saudara. Betapa berat kita tidak mengakuinya. Namun demikian, kita wajib berusaha melatih diri untuk meninggalkan kelompok ini. Dan setahap demi setahap belajar menyandarkan kehidupan ini kepada Allah Yang Maha Kaya. Latihan itu dapat kita awali dengan hal-hal yang ringan semenjak bangun tidur. Misalkan semenjak mata melek hindari berpikir mengenai bendawi. Biasakan bertanya terlebih dahulu kepada istri sudah shalat subuh belum, lalu kepada anak sudah subuh belum. Lalu membaca al-qur’an semampunya, baru kita melakukan aktifitas segalanya. Itu adalah langkah terkecil yang dapat dikembangkan oleh masing-masing pribadi sesuai keadaannya.
Ketiga,
ويقولون لابد لنا من الموت وهم يعملون أعمال من لايموت
mereka mengetahui bahwa kematian itu pasti, tetapi mereka bekerja seolah-olah akan hidup selamanya.
Jika kita berhasil keluar dari da golongan di atas, insya allah langkah terakhir ini akan terasa lebih mudah. Minimal apa yang pernah terjadi pada Nabi Ya’kub as. ini akan menjadi teladan bagi kita semua.
Dikisahkan dalam Irsyadul Ibad bahwa Nabi Ya’kub as. sedang asyik berbincang dengan Malaikat Maut. Diantara perbincangan itu membahas mengenai kematian. Dengan nada santai Nabi Ya’kub berkata “aku tahu tugasmu sebagai pencabut nyawa. Alangkah baiknya, jika engkau mengabariku terlebih dahulu sebelum menjemput ajalku nanti. “Gimana caranya?” Tanya Malaikat Maut. “Ya gampanglah, masak gitu aja bingung, kirim surat atau kirim utusan kan bisa!” jawab Nabi Ya’kub. Malaikat Mautpun menjawab “oke… nanti akan ku kirimkan kepadamu dua atau tiga kabar”
Selang beberapa lama datanglah kemudian Malaikat Maut menemui Nabi Ya’kub as. Sambil menyapa sekaligus bertanyalah Nabi Ya’kub “kali ini kamu kesini mau mejemput ajalku, atau sekedar bertamu seperti biasanya?”. “Ya mencabut nyawa” jawaban singkat Malaikat maut. “lho bukankah aku pernah memesanmu untuk mengingatkanku sebelum kau mencabut nyawaku”? tuntut Nabi Ya’kub. “Udah, Aku sudah kirimkan kepadamu pesan itu, tidak hanya satu bahkan tiga;pertama rambutmu yang mulai memutih, dua badanmu yang mulai melemah dan ketiga badanmu yang mulai membungkuk. Itulah pesan yang ku kirimkan kepada semua manusia sebelum aku mendatangi mereka.
Begitulah sejatinya Allah telah memberikan peringatan kepada segenap manusia akan datangnya kematian, akan tetapi manusia lebih suka berpura-pura melupakannya.
Sepasang syair Arab patut disitir dalam khutbah kali ini
مضى الدهر والأيام والذنب حاصل * وجاء رسول الموت والقلب غافل
نعيمك فى الدنيا غرور وحســـــرة * وعيشـك فى الدنيـا محــال وبـاطل
Masa telah berlalu dan dosa-dosa semakin menumpuk, datanglah tanda-tanda kematian, namun hati tidak mempedulikan.
Nikmatmu di dunia menjadi kesesatan dan kesalahan, dan hidupmu di dunia adalah sebuah kebathilan
Siraman Hati,Belajar Membenahi dan Mensucikan Hati Bagian Pertama ini akan membahas Penyesalan dan Harapan (Siraman Hati) ini semoga bermanfaat.dan silahkan anda simak tulisan berikutnya.
Semoga Kajian ini bermanfaat buat saya pribadi dan juga bermanfaat buat anda amin amin ya rabbal 'alamin.
Siraman Hati,Belajar Membenahi dan Mensucikan Hati Bagian Pertama ini akan membahas Penyesalan dan Harapan (Siraman Hati)
Khatbah renungan
Khatbah siraman hati
Khatbah penyejuk jiwa
belajar mensucikan hati,belajar tashawwuf,belajar membenahi hati,membenahi jiwa dan ketakwaan kepada allah SWT.
Posting Komentar untuk "Penyesalan dan Harapan (Siraman Hati)"