Kandungan Syahadat
Al-Ishlah │ Setelah kita mempelajari materi pentingnya dua kalimat syahadat (urgensi syahadatain) di dalam Islam, maka sekarang kita akan mempelajari kandungan yang terdapat dalam kalimat syahadat tersebut. Syahadat dalam bahasa Arab memiliki lebih dari satu makna, tergantung dari konteks kalimatnya. Adapun makna yang terkandung dalam kalimat syahadat sebagai berikut:
- Syahadat berarti Ikrar atau proklamasi (al Iqrar). Dalilnya dapat dilihat pada al Qur'an surat Ali Imran ayat 18 [Allah menyatakan bahwa tidak ada Tuhan selain Dia, (demikian pula) para malaikat dan orang-orang berilmu yang menegakkan keadilan (menyatakan), "tidak ada Tuhan selain Dia Yang Maha perkasa, Maha bijaksana"], surat al A'raf ayat 172 [Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman), " Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab, Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi." (Kami lakukan yang demikian itu ) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan, "Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini"] dan surat Ali Imran ayat 81 [Dan (ingatlah) ketika Allah mengambil perjanjian dari para Nabi, " Manakala Aku memberi kitab dan hikmah kepadamu lalu datang kepada kamu seorang Rasul yang membenarkan apa yang ada pada kamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya. Allah berfirman, "Apakah kamu setuju dan menerima perjanjian dengan Ku atas yang demikian itu? Mereka menjawa, " Kami setuju, "Allah berfirman, "Kalau begitu bersaksilah kamu (para nabi) dan Aku menjadi saksi bersama kamu].
- Berjanji atau bersumpah (al Qasam). Lihat Qur'an surat 63: 1 - 2 [Apabila orang-orang munafik datang kepadamu (Muhammad), mereka berkata, "Kami mengakui bahwa engkau adalah Rasul Allah," Dan Allah mengetahui bahwa engkau benar-benar Rasul-Nya, dan Allah menyaksikan bahwa orang-orang munafik itu benar-benar pendusta. Mereka menjadikan sumpah-sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalang-halangi(manusia) dari jalan Allah. Sungguh, betapa buruknya apa yang telah mereka kerjakan] , Qur'an surat 4 : 138 -145.
- Perjanjian (al Mitsaq). Lihat QS 5 : 7 [Dan ingatlah akan karunia Allah kepadamu dan perjanjian-Nya yang telah diikatkan kepadamu, ketika kamu mengatakan, " Kami mendengar dan kami menaati, " Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha mengetahui segala isi hati], QS 2 : 285 dan 93.
Ikrar, sumpah dan perjanjian (bai'at) hanya akan dilakukan ketika orang benar-benar mengetahui dan yakin dengan apa yang ia nyatakan (al Iman). [QS. 49:15; 4:65; 33:36; 3:64; 4:123-125; 2:80]. Keyakinan itu tercermin dalam:
- Ucapan lisan (al qaul). {Diantara manusia ada yang berkata, "Kami beriman kepada Allah dan hari akhir", padahal sesungguhnya mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman. [QS. 2(al Baqarah): ayat 8]; Apabila orang-orang munafik datang kepadamu (Muhammad), mereka berkata, "Kami mengakui bahwa engkau adalah Rasul Allah," Dan Allah mengetahui bahwa engkau benar-benar Rasul-Nya, dan Allah menyaksikan bahwa orang-orang munafik itu benar-benar pendusta. Mereka menjadikan sumpah-sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalang-halangi(manusia) dari jalan Allah. Sungguh, betapa buruknya apa yang telah mereka kerjakan [QS. al Munafiqun (63): ayat 1-2]; QS. 48:11]}
- Pembenaran oleh hati (at tashdiq) [Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian (hati) mereka tidak ragu-ragu, dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar. QS. 49:15]
- Bukti dalam perbuatan (al 'amal) [Dan katakanlah, " Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.( Qur'an Surat at Taubah (9): ayat 105)]
Di dalam hadis disebutkan bahwa Rasulullah saw mengatakan bahwa iman adalah keyakinan dalam hati yang diucapkan secara lisan dan diamalkan dengan anggota badan. Keimanan yang terdiri atas tiga hal itulah keimanan yang dapat menjamin keteguhan prinsip hidup manusia (al istiqamah). [QS. 11: 112 - 113; 17:74-74; 42:15].
Abu Umar Sufyan bin Abdullah bertanya kepada Rasulullah saw: "Wahai Rasulullah, katakan kepadaku sesuatu dalam Islam yang dengan itu aku tidak perlu bertanya lagi kepaa orang lain!" Rasulullah saw menjawa: "Katakan! Aku telah beriman dan kemudian istiqamahlah"(HR. Muslim). Konsistensi iman dan ketaatan (istiqamah) adalah anugerah yang akan memunculkan:
- Keberanian (asy syaja'ah). [Sesungguhnya orang-orang yang berkata, "Tuhan kami adalah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka(dengan berkata), "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati, dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu. Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat, di dalamnya (surga) kamu dapat memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh apa yang kamu minta (QS. 41:30-32); Katakanlah (Muhammad), "Tidak ada yang kamu tunggu-tunggu bagi kami, kecuali salah satu dari dua kebaikan (menang atau mati syahid). Dan kami menunggu-nunggu bagi kamu bahwa Allah akan menimpakan azab kepadamu dari sisi-Nya atau (azab) melalu tangan kami. Maka tunggulah, sesungguhnya kami menunggu (pula) bersamamu (QS.9:52); Dan sungguh, sekiranya kamu gugur di jalan Allah atau mati, "sunguh, pastilah ampunan Allah dan rahmat-Nya lebih baik (bagimu) daripada apa (harta rampasan) yang mereka kumpulkan. Dan sungguh, sekiranya kamu mati atau gugur, pastilah kepada Allah kamu dikumpulkan (QS.3:157-158)]
- Ketenangan (al ithmi'nan). [ (Yaitu) orang-orang yang beriman, dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati akan menjadi tenteram (QS. 13:28); Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukkanmu (QS. 47:7); (yaitu) orang-orang (yang menaati Allah dan Rasul-Nya) yang ketika ada orang-orang mengatakan kepadany, "Orang-orang(Quraisy) telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka." ternyata (ucapan) itu menambah (kuat) iman mereka dan mereka menjawab, "Cukuplah Allah (menjadi penolong) bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung (QS.3:173); Diantara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah. Dan diantara mereka ada yang gugur, dan diantara mereka apa (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak mengubah (janjinya) (QS.33:23)]
- Optimisme (at tafa'ul). [Jika Allah menolong kamu, maka tidak ada yang dapat mengalahkanmu, tetapi jika Allah membiarkanmu (tidak memberi pertolongan), maka siapa yang dapat menolongmu setelah itu? Karena itu, hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin itu bertawakkal (QS. 3:160); dan pada ayat : Dan ketika orang-orang mukmin melihat golongan-golongan (yang bersekut) itu, mereka berkat, "Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita." Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu menambah keimanan dan keislaman mereka. Diantara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah. Dan diantara mereka ada yang gugur, dan diantar mereka apa (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak mengubah (janjinya) (QS. 33:22-23)]
Sehingga dengan anugerah di atas manusia akan terbebas dari rasa takut, resah dan cemas dalam menjalani kehidupannya. Itulah yang dinamakan dengan kebahagiaan (as sa'adah) yang sejati. [Setiap yang bernyawa akan merasakan kematian. Dan hanya pada hari kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barang siapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh dia telah memperoleh kemenangan. Dan tidaklah hidup itu melainkan hanyalah kesenagan yang memperdaya. QS. 3:185]
Posting Komentar untuk "Kandungan Syahadat"