Kisah Abdullah bin Zubair - Tokoh Pembebas Afrika yang Luar Biasa
بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Al-Ishlah │ Kisah Abdullah bin Zubair; Tokoh Pembebas Afrika yang Luar Biasa
1. Lahir dalam Perjalanan Hijrah
Ketika menempuh padang pasir yang ganas bagai menyala dalam perjalanan hijrah dari Mekah ke Madinah yang terkenal itu, ia msih merupakan janin dalam rahim ibunya. Demikianlah telah menjadi taqdir bagi Abdullah bin zubair melakukan hijrah bersama kaum Muhajirin selagi belum muncul ke alam dunia, masih tersimpan dalam perut ibunya....
Ibunya Asma - semoga Allah ridha kepadanya dan ia jadi ridha kepada Allah - setibanya di Quba', suatu dusun di luar kota Madinah, datanglah saat melahirkan, dan jabang bayi yang muhajirin itu pun masuklah ke bumi Madinah bersamaan waktunya dengan masuknya muhajirin lainnya dari sahabat-sahabat Rasulullah saw.
Isu bahwa kaum Muslimin tak bisa melahirkan bayi karena disantet oleh dukun-dukung Yahudi di Madinah, terjawab sudah. Seorang wanita mulia, putri Abu Bakar Ash-Shiddiq, telah melahirkan bayinya ketika sedang hijrah dari Makkah ke Madinah menyusul teman-temannya se-iman. Ia tak lain adalah Asma' binti Abu Bakar yang melahirkan bayi laki-laki di Quba' dan diberi nama Abdullah bin Zubair. Sebelum disusui, Abdullah bin Zubair dibawa menghadap Rasulullah saw., ditahniq dan dido'akan oleh beliau. Abdullah bin Zubair adalah putera dari Zubair bin Awwam dan Asma binti Abu Bakar, dimana Zubair juga merupakan keponakan dari istri pertama Nabi Muhammad, Khadijah. Dia merupakan muslim pertama yang lahir dalam masyarakat Islam dan hidup sampai umur 73 tahun.
2. Kisah di Masa Kecil Bertemu Umar
Ibnu Zubair merupakan anggota dari Bani Asad. Sebagai orang muda, Abdullah berpartisipasi secara aktif dalam berbagai kampanye peperangan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad, seperti Pertempuran Badar dan Pertempuran Uhud, malah di Uhud, dia termasuk salah seorang yang melindungi Muhammad pada saat kekalahan pihak muslim, dimana sahabat-sahabat yang lain melarikan diri.
Ada kisah menarik antara Abdullah bin Zubair dengan Umar bin Khaththab. cerita ini bermula ketika Umar sedang berjalan-jalan di kota Madinah. ketika itu banyak anak kecil yang sedang bermain di jalan, namun ketika mereka melihat Umar, mereka lari tunggang langgang meninggalkan jalanan tersebut.
Namun ada satu anak yang tidak lari. Umar lalu mendekati anak tersebut dan bertanya, " Hai anak, kenapa kau tidak ikut lari bersama mereka ? " lalu anak kecil itu menjawab, " Kenapa aku harus lari, sedang aku tidak bersalah padamu ya Amirul mukminin.." Umar lalu menepuk-nepuk pundak anak itu,dan berkata " Sungguh suatu saat nanti, engkau akan menjadi seorang yang besar " Kemudian pada masa Khulafaur Rasyidin, ia mengikuti pula berbagai kampanye pertempuran baik melawan Kekaisaran Byzantium maupun melawan Kekaisaran Sassaniyah. Dia juga bersama dengan ayahnya, Zubair bin Awwam dan 'Aisyah bertempur melawan Ali bin Abi Thalib pada Pertempuran Unta.
3. Berjihad Membebaskan Afrika
Abdullah yang memang lahir dari pasangan mujahid dan mujahidah ini berkembang menjadi seorang pemuda perwira yang perkasa. Keperwiraannya di medan laga, ia buktikan ketika bersama mujahid-mujahid lainnya menggempur Afrika, membebaskan mereka dari kesesatan. Pada waktu mengikuti ekspedisi tersebut, usianya baru menginjak 17 tahun. Namun begitulah kehebatan sistem tarbiyah Islamiyah yang bisa mencetak pemuda belia menjadi tokoh pejuang dalam menegakkan Islam. Dalam peperangan tersebut, jumlah personil diantara dua pasukan jauh tidak seimbang. Jumlah pasukan Muslimin hanya 20.000 orang, sedangkan tentara musuh berjumlah 120.000 orang. Keadaan ini cukup membuat kaum Muslimin kerepotan melawan gelombang musuh yang demikian banyak, walau hal itu tdak membuat mereka gentar. Sebab bagi mereka, perang adalah mencari kematian sedangkan ruhnya bisa membumbung menuju surga sebagaimana yang telah dijanjikan Tuhan mereka.
Abdullah Berhasil Membunuh Panglima Raja Barbar
Melihat kondisi yang kurang menguntungkan tersebut, Abdullah bin Zubair berpikir mencari rahasia kekuatan lawan. Akhirnya ia menemukan jawaban, bahwa inti kekuatan musuh tertumpu pada Raja Barbar yang menjadi panglima perang mereka. Dengan penuh keberanian, Abdullah mencoba menembus pasukan musuh yang berlapis menuju ke arah panglima tersebut.
Upayanya tidak sia-sia, ketika jarak antara dirinya dan Raja Barbar telah dekat, ia menebaskan pedangnya menghabisi nyawa panglima kaum musyrik itu. Panji pasukan lawan pun direbut oleh teman-temannya dari tangan musuh. Dan ternyata, dugaan Abdullah tidak meleset, segera setelah itu semangat tempur pasukan musuh redup dan tak lama kemudian mereka bertekuk lutut di hadapan para mujahid yang gagah berani.
4. Posisinya Dalam Konflik Ali - Mu'awiyah
Pada umur 36 tahun, masa khalifah ke-4, Ali bin Abi Thalib, Ibnu Zubair bersama dengan adik ibunya, Aisyah binti Abu Bakar, ayahnya Zubair bin Awwam serta sepupu ibunya Thalhah bin Ubaidillah mereka memberontak dan terjadilah Pertempuran Unta atau Jamal di daerah Basrah. Peperangan ini mengakibatkan hampir 20.000 orang muslimin meninggal, termasuknya ayahnya sendiri, Zubair bin Awwam dan Thalhah bin Ubadillah.
Ibnu Zubair tidak aktif dalam politik selama masa kekuasaan Muawiyah, tetapi pada masa Yazid I, ia menolak untuk berbaiat terhadap khalifah yang baru. Setelah kematian Husain bin Ali di Pertempuran Karbala, Ibnu Zubair kembali ke Hejaz, dimana ia menyatakan dirinya sebagai khalifah yang sebenarnya, dan dia mulai membentuk pasukan. Secepatnya ia mengkonsolidasikan kekuasaannya dengan mengirim seorang gubernur ke Kufah. Segera, Ibnu Zubair memantapkan keuasaannya di Iraq, Selatan Arabia dan bagian terbesar Syria, serta sebagian Mesir. Ibnu Zubair memperoleh keberuntungan yang besar karena ketidakpuasan rakyat terhadap kekuasaan Bani Umayyah. Salah seorang pendukungnya adalah Muslim bin Shihab, ayah dari Ibnu Shihab al-Zuhri yang kemudian menjadi cendekiawan muslim terkenal.
5. Penyerbuan ke Makkah
Yazid mencoba untuk menghentikan pemberontakan Ibnu Zubair dengan menyerbu Mekkah pada tahun 64 H, ia mengirim pasukan yang dipimpin oleh Husain bin Numair. Pada saat pengepungan Mekkah, Husain menggunakan ketapel, dimana peluru ketapel ini pernah menghancurkan Ka'bah. Tetapi karena mendengar kematian Yazid yang tiba-tiba, maka Husain bin Numair menghentikan pengepungan tersebut dan kembali ke Damaskus. Maka Ibnu Zubair dapat terbebaskan dan ia membangun kembali Ka'bah yang berantakan karena serbuan pasukan Umayyah. Kematian Yazid yang tiba-tiba ini mengakibatkan pula makin berantakannya kekuasaan Bani Umayyah dan perang saudara antar Bani Umayyah.
Selain seorang jago perang, Abdullah juga seorang abid (ahli ibadah) yang khusyuk dan tawadhu'. Mujahid pernah memberikan kesaksian bahwa apabila Ibnu Zubair sedang shalat, tubuhnya seperti batang pohon yang tidak bergeming karena khusyuknya menghadap Ilahi.
Bahkan Yahya bin Wahab juga bercerita bahwa apabila Abdullah bin Zubair sedang sujud, banyak burung-burung kecil bertengger di punggungnya. Tokoh yang tegas dalam kebenaran ini wafat pada usia 72 tahun, terbunuh oleh Hajjaj bin Yusuf.
Sebarkan !!! insyaallah bermanfaat.
ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚ
“Maha suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau. Aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”
Sumber:
http://www.jadipintar.com/
www.republika.co.id
id.wikipedia.org
Posting Komentar untuk "Kisah Abdullah bin Zubair - Tokoh Pembebas Afrika yang Luar Biasa"