Makna Al-Ghosyiyah; Asal Kata Dan Keutamaannya Dalam Bacaan Shalat
بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Al-Ishlah │ Al-Ghosyiyah adalah surat urutan ke-88 dalam mushaf Al-Qur'an, terdiri dari 26 ayat, termasuk surat-surat Makiyyah, diturunkan sesudah surat Adz-Dzariyat. Nama Al-Ghasyiyah diambil dari kata "Al-Ghasyiyah" yang terdapat pada ayat pertama surat ini yang artinya peristiwa yang dahsyat, tapi yang dimaksud adalah hari Kiamat. Ada juga yang menamakannya sesuai bunyi ayatnya yang pertama, yaitu surah Hal Ataka Haditsul Ghasyiyah, ada juga yang menyingkatnya menjadi Hal Ataka.
Surat ini adalah surat yang kerap dibaca Nabi saw. pada raka'at kedua Shalat Hari-hari Raya dan Shalat Jum'at.
1. Asal Kata
Kata (اَلْغاَشِيَةْ) Al-Ghasyiyah terambil dari kata (يُغْشيَ) yughsya yang pada mulanya berarti menutup. Al-Ghasyiyah adalah sesuatu yang menutup secara mantap. Yang dimaksud adalah peristiwa hari Kiamat mengakibatkan tertutupnya akal dan kesadaran manusia akibat rasa takut yang demikian mencekam. Dalam surat Al-Hajj ayat 1-2 dinyatakan:
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُواْ رَبَّڪُمۡۚ إِنَّ زَلۡزَلَةَ ٱلسَّاعَةِ شَىۡءٌ عَظِيمٌ۬ (١) يَوۡمَ تَرَوۡنَهَا تَذۡهَلُ ڪُلُّ مُرۡضِعَةٍ عَمَّآ أَرۡضَعَتۡ وَتَضَعُ ڪُلُّ ذَاتِ حَمۡلٍ حَمۡلَهَا وَتَرَى ٱلنَّاسَ سُكَـٰرَىٰ وَمَا هُم بِسُكَـٰرَىٰ وَلَـٰكِنَّ عَذَابَ ٱللَّهِ شَدِيدٌ۬ (٢
Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar [dahsyat]. (1) [Ingatlah] pada hari [ketika] kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat keras. (2).
2. Redaksi Surat Dan Terjemahannya
Terjemahan
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Sudah datangkah kepadamu berita [tentang] hari pembalasan? (1) Banyak muka pada hari itu tunduk terhina, (2) bekerja keras lagi kepayahan, (3) memasuki api yang sangat panas [neraka], (4) diberi minum [dengan air] dari sumber yang sangat panas. (5) Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri, (6) yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar. (7) Banyak muka pada hari itu berseri-seri, (8) merasa senang karena usahanya, (9) dalam surga yang tinggi, (10) tidak kamu dengar di dalamnya perkataan yang tidak berguna. (11) Di dalamnya ada mata air yang mengalir. (12) Di dalamnya ada takhta-takhta yang ditinggikan, (13) dan gelas-gelas yang terletak [di dekatnya], (14) dan bantal-bantal sandaran yang tersusun, (15) dan permadani-permadani yang terhampar. (16) Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan, (17) Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? (18) Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? (19) Dan bumi bagaimana ia dihamparkan? (20) Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan. (21) Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka, (22) tetapi orang yang berpaling dan kafir, (23) maka Allah akan mengazabnya dengan azab yang besar. (24) Sesungguhnya kepada Kami-lah kembali mereka, (25) kemudian sesungguhnya kewajiban Kami-lah menghisab mereka. (26).
Surat Al-Ghosyiyah
بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
هَلۡ أَتَٮٰكَ حَدِيثُ ٱلۡغَـٰشِيَةِ (١) وُجُوهٌ۬ يَوۡمَٮِٕذٍ خَـٰشِعَةٌ (٢) عَامِلَةٌ۬ نَّاصِبَةٌ۬ (٣) تَصۡلَىٰ نَارًا حَامِيَةً۬ (٤) تُسۡقَىٰ مِنۡ عَيۡنٍ ءَانِيَةٍ۬ (٥) لَّيۡسَ لَهُمۡ طَعَامٌ إِلَّا مِن ضَرِيعٍ۬ (٦) لَّا يُسۡمِنُ وَلَا يُغۡنِى مِن جُوعٍ۬ (٧) وُجُوهٌ۬ يَوۡمَٮِٕذٍ۬ نَّاعِمَةٌ۬ (٨) لِّسَعۡيِہَا رَاضِيَةٌ۬ (٩) فِى جَنَّةٍ عَالِيَةٍ۬ (١٠) لَّا تَسۡمَعُ فِيہَا لَـٰغِيَةً۬ (١١) فِيہَا عَيۡنٌ۬ جَارِيَةٌ۬ (١٢) فِيہَا سُرُرٌ۬ مَّرۡفُوعَةٌ۬ (١٣) وَأَكۡوَابٌ۬ مَّوۡضُوعَةٌ۬ (١٤) وَنَمَارِقُ مَصۡفُوفَةٌ۬ (١٥) وَزَرَابِىُّ مَبۡثُوثَةٌ (١٦) أَفَلَا يَنظُرُونَ إِلَى ٱلۡإِبِلِ ڪَيۡفَ خُلِقَتۡ (١٧) وَإِلَى ٱلسَّمَآءِ ڪَيۡفَ رُفِعَتۡ (١٨) وَإِلَى ٱلۡجِبَالِ كَيۡفَ نُصِبَتۡ (١٩) وَإِلَى ٱلۡأَرۡضِ كَيۡفَ سُطِحَتۡ (٢٠) فَذَكِّرۡ إِنَّمَآ أَنتَ مُذَڪِّرٌ۬ (٢١) لَّسۡتَ عَلَيۡهِم بِمُصَيۡطِرٍ (٢٢) إِلَّا مَن تَوَلَّىٰ وَكَفَرَ (٢٣) فَيُعَذِّبُهُ ٱللَّهُ ٱلۡعَذَابَ ٱلۡأَكۡبَرَ (٢٤) إِنَّ إِلَيۡنَآ إِيَابَہُمۡ (٢٥) ثُمَّ إِنَّ عَلَيۡنَا حِسَابَہُم (٢٦)
3. Asbaabun Nuzul (Sebab-Sebab Turunnya)
Imam Ibnu Jarir dan Imam Ibnu Abu Hatim telah mengetengahkan sebuah hadits melalui Qatadah yang telah menceritakan bahwa ketika Allah menggambarkan kenikmatan-kenikmatan yang terdapat di dalam surga, orang-orang sesat merasa takjub terhadap hal tersebut. Maka Allah SWT. menurunkan firmanNya:
"Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan," (Q.S. Al-Ghasyiyah: 17).
4. Pokok-Pokok Isinya
1.Keterangan tentang orang-orang kafir pada hari Kiamat dan adzab yang dijatuhkan atas mereka.
2.Keterangan tentang orang-orang yang beriman serta keadaan surga yang diberikan kepada mereka sebagai balasan.
3.Perintah untuk memperhatikan keajaiban ciptaan-ciptaan Allah swt.
4.Perintah kepada Rasulullah saw. untuk memperingatkan kaumnya kepada ayat-ayat Allah karena beliau adalah seorang pemberi peringatan, dan bukanlah seorang yang berkuasa atas keimanan mereka.
Penutup
Surat Al-Ghasiyah menerangkan penderitaan orang-orang kafir dan kenikmatan orang-orang beriman pada hari Kiamat.
Hubungan Surat ini Dengan surat Al-Fajr.
1. Pada surat Al-Ghosiyah, Allah menyebutkan tentang orang-orang yang pada hari Kiamat tergambar di muka mereka kehinaan dan tentang orang-orang yang bercahaya wajahnya. Sedang pada surat Al-Fajr disebutkan beberapa kaum yang mendustakan lagi berbuat durhaka sebagai contoh dari orang-orang yang tergambar di muka mereka kehinaan dan adzab yang ditimpakan kepada mereka di dunia dan disebutkan pula orang yang berjiwa muthmainnah, mereka itulah orang-orang yang wajahnya bercahaya.
2. Dalam surah Al-Ghosyiyah Allah mengemukakan orang -orang yang bercahaya wajah mereka, sedang pada surah Al-Fajr, disebutkan orang yang berjiwa tenang di dunia karena iman dan takwanya yang nantinya di akhirat berseri-seri wajah mereka.
ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚ
“Maha suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau. Aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”
Sebarkan !!! insyaallah bermanfaat.
Sumber:
http://www.jadipintar.com/
Tafsir Jalalain 2, hal. 1318, Penerbit: Sinar Baru Algensindo.
Tafsir sepersepuluh dari Al-Qur'anil Karim hal.56-57
Posting Komentar untuk "Makna Al-Ghosyiyah; Asal Kata Dan Keutamaannya Dalam Bacaan Shalat"